Definisi Tata Ruang Kerja (layout)
Senin, 27 November 2017
Definisi Tata Ruang Kerja (layout) - Terry (dalam Gie, 2000) menyatakanbahwa tata ruang kerja (layout) adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak.
Selanjutnya Quible (dalam Sukoco, 2007) menjelaskan bahwa tata ruang kerja (layout) adalah penggunaan ruang secara efektif serta mampu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kerja (layout) adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan penggunaan ruangan secara terperinci dengan susunan yang praktis dan biaya yang layak yang dianggap mampu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan dan memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai.
Menurut Quible (dalam Sukoco, 2007), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar terciptanya tata ruang kerja yang efektif, antara lain:
- Tugas pegawai. Jenis tugas dan tingkat otonomi yang dimiliki pegawai akan mempengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan guna mengoptimalkan kinerja mereka.
- Arus kerja. Analisis arus kerja (work-flow) dengan mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal atau vertikal tentunya sangat diperlukan dalam perancangan layout.
- Bagan organisasi. Ketika arus kerja berlangsung secara vertikal, bagan organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota organisasi.
- Proyeksi kebutuhan tenaga kerja dimasa datang. Menjelaskan sebarapa luas area yang dibutuhkan jika organisasi akan melakukan perluasan atau pengurangan di masa depan.
- Jaringan komunikasi. Analisis bentuk interaksi maupun media yang digunakan untuk berkomunikasi (telepon, e-mail, surat, tatap muka, dan lain-lain) yang dilakukan oleh pegawai maupun departemen sangat membantu dalam perancangan layout kantor. Semakin tinggi frekuensi hubungan yang dilakukan akan semakin dekat ruangannya.
- Departemen dalam organisasi. Banyak perusahaan mengelola kantornya berdasarkan fungsi, terutama departemen yang berpengaruh terhadap keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetatapkan berdasarkan arus kerja di antara mereka.
- Kantor publik dan privat. Pada masa lalu, penggunaan kantor privat akan menunjukkan prestise dan status organisasi di mata masyarakat. Namun, pemanfaatan kantor sekarang lebih mengarah pada pemakaian kantor bersama, karena biaya pengoprasian kantor privat yang mahal; sulitnya mengontrol sejumlah pegawai yang bersifat teknis (cleaning service, security, jaringan komunikasi, dan sebagainya); sulitnya mengubah layout bila diperlukan; penataan cahaya maupun AC lebih sulit dilakukan dibandingkan dikantor terbuka yang tentunya akan menghambat komunikasi yang efektif; dan yang paling berpengaruh adalah karena lingkup kerja organisasi semakin luas.
- Kebutuhan ruang. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan ruangan minimum yang dibutuhkan oleh pegawai adalah pegawai yang membutuhkan peralatan dalam melaksanakan tugasnya akan membutuhkan ruangan yang lebih besar dibandingkan yang tidak. Yang kedua, jenis peralatan maupun tanggung jawab masing-masing pegawai akan mempengaruhi kebutuhan ruang kerjanya.
- Pertimbangan keamanan. Pada dasarnya, desain dan layout kantor memfasilitasi pergerakan pegawai dari satu arae ke area yang lain. Perencanaan tersebut harus dapat membuat pegawai bergerak secara mudah tanpa terhambat, dan sebaliknya lorong tempat pegawai bergerak tidak diisi oleh furnitur atau peralatan yang dapat menghalangi.
- Pembiayaan ruang perkantoran. Dapat dikatakan bahwa investasi perusahaan dalam ruang kantor melebihi investasinya di bidang SDM, di mana hubungan positif dari keduanya sangat dibutuhkan.