Personal financial education (pendidikan keuangan pribadi)

Personal finance merupakan segala aktivitas dan keputusan keuangan perorangan yang meliputi penganggaran, asuransi, tabungan, investasi, servis mengenai utang, hipotek dan masih banyak lagi. Keuangan pribadi ini harus dimulai dengan perencanaan keuangan (financial planning) yang tepat. Menurut Keown (2010) menyatakan ada 5 tahapan dasar untuk perencanaan keuangan pribadi yang harus dipertimbangkan yaitu:

Personal financial education (pendidikan keuangan pribadi)

  • Evaluasi kesehatan keuangan pribadi.

Keown (2010) menyatakan bahwa pada tahap ini, perencanaan dimulai dengan mengetahui bagaimana keadaan finansial pribadi di masa sekarang. Keadaan keuangan itu dapat mencakup berapa uang yang dihabiskan, untuk apa itu dibelanjakan, dan berapa penghasilan dalam satu periode.
  • Tetapkan tujuan keuangan pribadi.

Mengetahui tujuan keuangan pribadi dan menuliskannya secara formal merupakan hal yang perlu dilakukan berikutnya. Hal ini agar setiap individu dapat melihat secara nyata apa yang diinginkannya. Keown (2010) menyatakan bahwa pertama yang harus dilakukan adalah menuliskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, menuliskan biaya-biaya yang diperlukan, dan menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar tujuan terebut tercapai.

  • Kembangkan rencana yang berisi tindakan-tindakan nyata.

Tindakan-tindakan nyata diperlukan dalam mencapai tujuan tersebut. Tindakan nyata harus diikuti dengan penganggaran yang terkontrol, dan tentukan strategi investasi yang sesuai (Keown, 2010).
  • Implementasikan rencana keuangan pribadi tersebut.

Setelah semua perencanaan dibuat secara matang, rencana tersebut kemudian harus diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan agar tujuan-tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
  • Tinjau kemajuan rencana, evaluasi dan revisi rencana pribadi yang telah dibuat.

Rencana yang dibuat harus ditinjau, dievaluasi dan diperbaiki seiring dengan berjalannya waktu karena biasa ada beberapa hal yang telah berubah misalnya perubahan status atau sudah mempunyai anak sehingga dibutuhkan rencana yang sesuai dengan situasi yang terbaru yang sedang terjadi (Keown, 2010).

Ada beberapa topik utama yang membutuhkan perhatian lebih dalam proses perencanaan keuangan pribadi menurut Winger dan Frasca (1986), yaitu:
  1. Perencanaan karir: merupakan perencanaan penting dimasa muda, khususnya ketika menjadi mahasiswa dan manfaatnya akan dirasakan dalam jangka panjang (Winger dan Frasca, 1986).
  2. Perencanaan konsumsi dan tabungan: merupakan prencanaan yang berkaitan dengan penganggaran baik untuk pengeluaran komsumsi maupun untuk simpanan (saving) (Winger dan Frasca, 1986).
  3. Perencanaan utang: merupakan perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan utang dalam kehidupan sehari-hari. Disatu sisi, utang dapat berfungsi sebagai leverage, dan disisi lain utang yang terlalu banyak akan memberatkan karena adanya bunga.
  4. Perencanaan asuransi: merupakan perencanaan berkaitan dengan pencegahan terhadap segala ketidakpastian (uncertainty).
  5. Perencanaan investasi: merupakan perencanaan bagaimana tabungan dapat diinvestasikan kembali ditengah banyaknya pilihan investasi.
  6. Perencanaan pensiun: merupakan perencanaan berkaitan dengan estimasi dari komsumsi dimasa mendatang dan kebutuhan lain dan menentukan bagaimana mencapai kebutuhan tersebut ketika sudah tidak bekerja (Winger dan Frasca,1986).
  7. Perencanaan harta milik (estate planning): merupakan perencanaan berkaitan dengan bagaimana mengatur harta milik atau kekayaan. 
  8. Perencanaan pajak penghasilan (income tax planning): merupakan perencanaan bagaimana cara meminimalisir pajak karena hampir semua aspek dari kehidupan keuangan berkaitan dengan pajak.
Perencanaan yang berkaitan dengan keuangan pribadi ini membutuhkan strategi-strategi tersendiri agar dapat berhasil diimplementasikan. Keown (2010) menyatakan ada 10 prinsip dasar dalam merencanakan keuangan pribadi yaitu:
  1. Perlindungan terbaik adalah pengetahuan: pengetahuan yang tepat dan berguna berkaitan dengan masalah yang dihadapi dapat membuat individu mampu menghindari masalah keuangan dan dapat membedakan informasi yang baik dan buruk.
  2. Tidak ada yang akan terjadi tanpa rencana: Keown 2010 menyatakan bahwa perencanaan keuangan merupakan hal yang dihindari karena dibutuhkan disiplin dan perilaku yang konsisten berkaitan dengan rencana tersebut, namun apabila telah dilakukan maka akan semakin cepat bagi individu untuk mencapai tujuannnya.
  3. Nilai waktu uang: merupakan masalah yang harus dipahami karena membantu untuk memahami bagaimana investasi tumbuh seiring berjalannya waktu dan membantu membandingkan nilai uang dalam beberapa periode.
  4. Pajak mempengaruhi keputusan keuangan pribadi: hampir semua investasi dikenakan pajak sehingga penting untuk memperhitungkan pajak ketika mengambil keputusan investasi pribadi.
  5. Pentingnya likuiditas: banyak hal yang tidak terduga bisa terjadi sehingga dibutuhkan uang yang likuid agar dapat mengatasi hal tidak terduga tersebut. 
  6. Waste not, want not-smart spending matters: penting untuk menjadi pebelanja yang pintar agar uang yang digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan dan menjadi prioritas utama.
  7. Lindungi diri dari bencana besar: bencana-bencana seperti banjir, gempa, badai,dan kebakaran merupakan hal yang tidak bisa dicegah, sehingga penting adanya asuransi yang menjamin masing-masing individu ketika bencana tersebut datang (Keown, 2010).
  8. Risk and return go hand in hand: setiap investasi pasti mengandung resiko. Kembalian yang tinggi juga diikuti oleh resiko yang tinggi pula sehingga dibutuhkan pemahaman mengenai bagaimana resiko dari sebuah investasi dan bagaimana cara meminimalisir.
  9. Mind games and your money: Keown (2010) menyatakan bahwa semua orang ingin menghindari kesalahan dalam keuangan, namun banyak kesalahan malah datang dari pikiran/perilaku manusia itu sendiri. Memahami perilaku yang berdampak buruk ini dapat mencegah terjadi kesalahan dalam masalah keuangan.
  10.  Just do it!: memulai untuk pertama kalinya dalam tindakan nyata rencana yang telah dibuat merupakan yang terberat dari keseluruhan proses perencanaan keuangan ini. Mengubah rencana-rencana menjadi tindakan nyata secepatnya merupakan hal yang ahrus dilakukan.
Dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat, pemerintah sudah sadar betul akan pentingnya pendidikan keuangan pribadi sejak dini. Hal ini terbukti dari sudah diterapkannya pendidikan keuangan di sekolah menengah atas. sampai tahun 2011, sudah ada 14 negara bagian di Amerika Serikat yang mengharuskan sekolah menengah atas menawarkan mata pelajaran keuangan pribadi, dan baru 13 negara bagian yang mewajibkan murid untuk mengambil mata pelajaran tersebut. Di Inggris kesadaran akan pentingnya pendidikan keuangan juga telah mulai terlihat. Hal ini terbukti dari adanya publikasi dari Draft National Curriculum for England yang dikutip dari Matt Harley (2013), menyatakan bahwa kurikulum baru akan memasukkan pendidikan keuangan kedalam mata pelajaran matematika dan kewarganegaraan yang membuat pendidikan keuangan masuk kedalam kurikulum untuk pertama kalinya di negara tersebut.

Pendidikan keuangan pribadi dalam penelitian ini diukur dengan berdasarkan penelitian Barbara et al. (2000) yang telah dimodifikasi oleh Shih, et al. (2008) mencakup enam dimensi yaitu:
  • savings (tabungan): dimensi yang berkaitan dengan bagaimana individu mengelola tabungan.
  • value appreciation (penghargaan terhadap nilai): dimensi yang berkaitan dengan pemahaman setiap individu dalam mengelola nilai (value) yang ada didalam uang.
  • avoidance of traps (pencegahan terhadap jebakan-jebakan): dimensi yang berkaitan dengan bagimana cara individu menghindari jebakan-jebakan yang ada dalam setiap keputusan finansial.
  • Risk conscious (kesadaran akan resiko): dimensi yang mengukur bagaimana pengetahuan individu terhadap resiko-resiko yang akan terjadi.
  • life improvement (perkembangan hidup): dimensi yang mengukur tingkat kesadaran individu untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
  • life planning (perencanaan hidup): dimensi yang berhubungan dengan bagaimana perencanaan keuangan pribadi masing-masing individu. 
  • financial educational needs (kebutuhan akan pendidikan keuangan): dimensi yang berkaitan dengan bagaimana tingkat kebutuhan akan pendidikan keuangan pribadi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel