Teori Ekonomi Makro
Senin, 27 November 2017
Teori Ekonomi Makro - Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Tujuan ilmu ekonomi makro adalah untuk memahami peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi. Hubungan yang dipelajari pada ilmu ekonomi makro adalah hubungan variabel keseluruhan.
Variabel − variabel itu diantaranya tingkat pendapatan nasional, konsumsi rumah tangga, investasi nasional, tingkat tabungan, belanja pemerintah, tingkat harga − harga umum, jumlah uang yang beredar, tingkat bunga, kesempatan bekerja, neraca pembayaran dan lain-lain. Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes, yang mengatakan bahwa ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor - faktor produksi yang tersedia.
Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target − target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Kondisi makro perekonomian suatu negara merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan – perusahaan yang ada di negara tersebut.
Faktor – faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan antara lain :
- Tingkat suku bunga domestik
- Kurs valuta asing
- Kondisi perekonomian internasional
- Siklus ekonomi suatu negara
- Tingkat inflasi
- Peraturan perpajakan
- Jumlah uang yang beredar (M.Samsul, 2008 dalam Witjaksono 2011 : 64).
Disaat kondisi makro ekonomi suatu negara positif maupun negatif, akan berdampak pada kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini tentunya telah diprediksi oleh investor yang kemudian akan mengambil keputusan akan membeli atau menjual saham perusahaan tersebut. Aksi jual beli investor menanggapi kondisi ini akan mengakibatkan pergerakkan pada harga saham, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada indeks pasar modal di negara tersebut.