Perkembangan Ekonomi Makro
Sabtu, 03 Februari 2018
Ilmu ekonomi makro lahir dari usaha untuk menjelaskan Depresiasi Besar pada tahun 1930-an di Amerika Serikat. Sejak saat itu disiplin ilmu ekonomi makro berkembang, yang mengisi dirinya dengan masalah baru karena terjadinya perkembangan dan perubahan atas masalah-masalah ekonomi. Di akhir tahun 1960-an, pemerintah Amerika Serikat dipercaya dapat “menyetel perekonomian dengan baik”, tapi di tahun 1970-an kinerja perekonomian Amerika Serikat memburuk dan menunjukkan bahwa penyetelan yang baik tidak selalu berjalan.
Sebelum adanya depresiasi besar, para ekonom menerapkan model ekonomi mikro terkadang disebut market cleaning atau model klasik pada masalah yang luas. Market cleaning dapat diartikan bahwa jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta, dan model klasik sendiri selalu menekankan bahwa harga dan upah senantiasa menyesuaikan diri hingga seimbang. Sedangkan kata ilmu ekonomi makro baru ditemukan sesudah Perang Dunia II.
Salah satu contoh analisis ekonom klasik yaitu dengan penerapan analisis penawaran dan permintaan klasik. Semisal penawaran tenaga kerja yang berlebih akan menyebabkan turunnya upah hingga tingkat equilibrium yang baru serta mengurangi adanya pengangguran. Dengan kata lain, para ekonom percaya bahwa resesi akan memperbaiki dirinya sendiri. Tapi selama hampir 10 tahun terjadinya Depresiasi Besar, tingkat pengangguran saat itu masih tinggi. Karena kegagalan market cleaning atau model klasik tersebut menjadi cikal bakal perkembangan ilmu ekonomi makro.
Setelah kegagalan dari model klasik muncullah Revolusi Keynes. Dimana sebagian besar ilmu ekonomi makro berpijak pada pendapat Keynes. Menurut Keynes bukan harga dan upah yang menentukan tingkat peluang kerja, seperti model klasik , melainkan tingkat permintaan agregat akan barang dan jasa. Keynes pun beranggapan bahwa pemerintah dapat campur tangan dalam perekonomian unntuk mempengaruhi tingkat output dan peluang kerja serta merangsang permintaan agregat sementara permintaan swasta rendah, sehingga dapat mengangkat perekonomian keluar dari resesi.
Sekitar tahun 1950-an setelah Perang Dunia II, karya Keynes mulai membawa pengaruh baik terhadap ekonom maupun pembuat kebijakan pemerintah. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian dengan menggunakan kekuasaannya untuk mencapai sasaran peluang kerja dan output ke tingkat tertentu, dengan tujuan eksplisit untuk mengontrol naik turunnya perekonomian.