Jenis-Jenis Inflasi

Dalam teori ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam pengelompokkan tertentu:
  • Penggolongan inflasi menurut sifatnya ada tiga macam, yaitu (Imamudin Yuliadi, 2008: 74):

  1. Inflasi merayap (creeping inflation), yaitu inflasi yang ditandai dengan laju yang relatif rendah kurang dari 10% per tahun. Pergerakan inflasi berjalan secara lamban dan dalam waktu yang cukup lama. Menurut sifatnya tersebut, inflasi merayap tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi perekonomian.
  2. Inflasi menengah (galloping inflation), yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan yang relatif cukup besar biasanya berkisar antara dua digit atau di atas 10%. Sifat inflasi ini berjalan dengan tempo yang singkat serta berdampak akseleratif dan akumulatif artinya inflasi bergerak dengan laju yang semakin besar.
  3. Inflasi tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi dengan tingkat yang sangat tinggi dan menimbulkan efek merusak perekonomian karena menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap nilai uang. Harga barang naik berkali-kali lipat dalam jangka pendek.

  • Penggolongan inflasi menurut besarnya ada empat macam, yaitu (Irham Fahmi, 2011: 188):

  1. Inflasi rendah atau creeping inflation, yaitu inflasi dengan laju kurang dari 10% per tahun, sehingga disebut juga inflasi di bawah dua digit. Inflasi ini tidak memberikan dampak yang merusak pada perekonomian.
  2. Inflasi sedang atau inflasi moderat, yaitu inflasi yang bergerak antara 10% - 30% per 
  3. tahun. Pengaruh yang ditimbulkan cukup dirasakan bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap.Inflasi berat, yaitu inflasi dengan laju antara 30% -100% per tahun. Inflasi ini terjadi pada keadaan politik yang tidak stabil dan menghadapi krisis yang berkepanjangan. Pada inflasi ini kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ekonomi seperti perbankan mulai hilang.
  4. Hyperinflation, yaitu inflasi dengan laju di atas 100% per tahun dan menimbulkan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Fenomena ini menandai adanya pergolakan politik dan pergantian pemerintahan atau rezim. Perekonomian lumpuh karena kepercayaan masyarakat terhadap mata uang yang beredar benar-benar hilang.

  • Penggolongan inflasi berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi dua (Boediono, 2001: 156), yaitu :

  1. Demand Pull Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan agregat demand masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil produksi di pasar barang.
  2. Cost Pull Inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesemya kurva agregat penawaran ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan kurva agregat penawaran bergeser adalah meningkatnya harga-harga faktor produksi (baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri) di pasar faktor produksi, sehingga menaikkan harga komoditi dipasar.

  • Penggolongan inflasi menurut asalnya dibedakan menjadi (Boediono, 1992: 164-165) :

  1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang murni timbul dari dalam negeri misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, panenan gagal dan sebagainya.
  2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga komoditi dari luar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel